kita mulai sadar tak selamanya bisa terus bersenang-senang, bersenda
gurau seperti tak punya beban masa depan. sampai akhirnya masing-masing
dari kita mulai fokus pada masa depan, mulai sedikit menjauh dari
rutinitas yang saya sebut “perjalanan” kamu dengan dunia kamu, dia dengan dunia-nya, mereka dengan dunia
mereka dan hanya saya yang tidak ingin memisahkan dunia kita dengan
dunia saya sendiri. Saya berusaha terus menggabungkan dua dunia ini.
saya sadar cuma saya yang masih terus ingin bertahan, saya sadar mungkin
cuma saya yang membanggakan arti sahabat, tidak kamu, tidak dia, tidak
juga mereka.
Kalian semakin menjauh, saya pun tak sanggup mendekat. Kalian terus
menjauh, dan saya sadar saya harus menjauh, menjaga jarak, menjaga
harapan, menjaga rasa saya sendiri. kenapa cuma saya yang masih ingin bersahabat? tidakkah dulu kita
sama-sama tertawa, tidakkah kita dulu saling berbagi, tidakkah semua itu
kalian anggap persaudaraan??
saya sadar, saya bukan siapa-siapa, saya juga tidak bisa memberi apa-apa. Bahkan saya punya banyak khilaf.
Tapi bukankah saya punya satu dunia yang kini telah kalian lupakan??
bukankah saya beruntung punya dunia yang kini telah kalian sia-siakan??
Dunia kecil dengan sisa-sisa kisah persahabatan, dunia kecil yang saya sebut “Persahabatan”.
bukankah kita dulu sahabat??
atau hanya perasaanku saja??
Lalu mengapa saat saya akan terjatuh ke jurang, tak satupun dari kalian sudi untuk menolong??
pernahkah kalian rasakan kecewa yang menusuk saat mata ini menatap penuh harap pada kalian tapi tak satupun dari kalian mempedulikan?? tidakkah kalian tergerak untuk mengulurkan tangan saat saya menatap memohon pertolongan?? Kenyataan-nya tak satupun dari kalian membalas tatapanku, tak satupun dari kalian mengulurkan tangan untuk menolongku.
Dunia kecil yang aku sebut “persahabatan”, dunia kecil yang kini kalian abaikan, dunia kecil yang telah kalian lupakan, dunia kecil itu hanya milikku saja. Tak ada lagi kalian dalam dunia kecil itu.
Saya terlanjur kecewa, saya terlanjur terluka. Saya berusaha tidak mendendam, dan saya berusaha memaafkan. Saya akan terus berada di dua dunia “Masa Depan” dan “Persahabatan” . meski kalian tak bisa menjadi sahabat, saya cukup bersyukur kalian pernah memberi arti Teman pada hari-hari saya. Bahkan Teman itu tak ada lagi sekarang.
bukankah kita dulu sahabat??
atau hanya perasaanku saja??
Lalu mengapa saat saya akan terjatuh ke jurang, tak satupun dari kalian sudi untuk menolong??
pernahkah kalian rasakan kecewa yang menusuk saat mata ini menatap penuh harap pada kalian tapi tak satupun dari kalian mempedulikan?? tidakkah kalian tergerak untuk mengulurkan tangan saat saya menatap memohon pertolongan?? Kenyataan-nya tak satupun dari kalian membalas tatapanku, tak satupun dari kalian mengulurkan tangan untuk menolongku.
Dunia kecil yang aku sebut “persahabatan”, dunia kecil yang kini kalian abaikan, dunia kecil yang telah kalian lupakan, dunia kecil itu hanya milikku saja. Tak ada lagi kalian dalam dunia kecil itu.
Saya terlanjur kecewa, saya terlanjur terluka. Saya berusaha tidak mendendam, dan saya berusaha memaafkan. Saya akan terus berada di dua dunia “Masa Depan” dan “Persahabatan” . meski kalian tak bisa menjadi sahabat, saya cukup bersyukur kalian pernah memberi arti Teman pada hari-hari saya. Bahkan Teman itu tak ada lagi sekarang.